TERAPI WICARA

Terapi wicara adalah terapi untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasi pada anak-anak atau dewasa yang mengalami gangguan komunikasi baik dari segi bahasa dan bicara. Gangguan komunikasi tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari gangguan sistem saraf pusat, kerusakan pendengaran, kelainan anatomi fisiologi organ wicara hingga kesalahan lingkungan. Sedangkan terapis adalah seseorang yang memberikan program atau terapi tersebut. Seorang terapis wicara memiliki ranah yakni memberikan terapi untuk gangguan pada oral motor, gangguan artikulasi pengucapan kata/gangguan bicara, gangguan bahasa, gangguan suara, gangguan menelan dan gangguan irama kelancaran.Berikut penjelasannya

A. Bidang Garap Terapi Wicara

Klasifikasi gangguan/gangguan yang menjadi bidang garap terapi wicara tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Gangguan Wicara (artikulasi) Salah satu jenis gangguan perilaku komunikasi oleh karena satu atau beberapa sebab yang berhubungan dengan fungsi pengamatan (sensasi dan persepsi), fungsi neuromuskuler, kondisi organ bicara, atau adanya pengaruh dari lingkungan mengalami kesulitan untuk menggunakan bunyi-bunyi bahasa dengan benar. Dalam hal ini kesalahan terletak pada titik temu/tumpu artikulasi (point of articulation) atau pada cara memproduksi bunyi bahasa (manner of articulation). Kesulitan bicara biasanya ditandai adanya Subtitusi (penggantian), Omisi (penghilangan), Distorsi (tidak jelas) dan Adisi (penambahan).
  2. Gangguan Bahasa Salah satu jenis gangguan perilaku komunikasi dimana penderita gangguan bahasa mengalami hambatan atau kesulitan proses simbolisasi (coding) dan penggunaan kaidah linguistik yang dipergunakan oleh lingkungannya, sehingga penderita mengalami hambatan dalam perkembangan, hambatan kemampuan reseptif, hambatan kemampuan ekspresif. Gangguan bahasa ini dapat terjadi akibat adanya lesi pada pusat-pusat bahasa di korteks serebri.
  3. Gangguan Suara Salah satu jenis komunikasi yang ditandai dengan adanya gangguan proses produksi suara (fonasi) ini biasanya terjadi akibat adanya sebab-sebab organik maupun fungsional yang mempengaruhi fungsi laring pada waktu fonasi. Gangguan dalam proses produksi suara ini dapat ditandai dengan adanya gangguan pada aspek-aspek suara, meliputi : kenyaringan (loudness), nada (pitch), dan kualitas (quality).
  4. Gangguan Irama / Kelancaran Salah satu jenis gangguan perilaku komunikasi ditandai dengan adanya pengulangan (repetition) bunyi atau suku kata dan perpanjangan (prolongation) serta blocking pada saat berbicara. Adanya pengulangan, perpanjangan dan blocking pada saat berbicara menyebabkan penderita tidak mampu berbicara dengan lancar. Pada umumnya terjadi sehubungan dengan adanya ganggguan psikososial atau karena sebab-sebab lain yang mengganggu/mempengaruhi fungsi neuromotor organ bicara.
  5. Gangguan Menelan (disfagia) Disfagia ini merupakan kesulitan menelan yang terbagi menjadi 3 (tiga) fase yaitu fase oral, phase pharyngeal dan fase eshopageal yang disebabkan kondisi patologis, psikogenik dan neurologis.